KORPS BRIMOB POLRI
BRIMOB atau Brigade Mobil adalah korps tertua didalam Kepolisian
Republik Indonesia (POLRI) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia
pada tahun 1945. Korps BRIMOB juga sering disebut KORPS BARET BIRU. BRIMOB termasuk satuan elit dalam jajaran kepolisian Indonesia. BRIMOB pertama kali dibentuk dengan nama Pasukan Polisi Istimewa. Pada masa penjajahan Jepang Brimob dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai.
Pada 14
November 1946 Perdana Menteri Sutan
Sjahrir membentuk Mobile
Brigade (Mobrig)
sebagai ganti Pasukan Polisi
Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps
Baret Biru. Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan tertinggi pada
hari jadinya yang ke 16 pada tanggal 14 November 1961 dari
Presiden pertama Republik Indonesia Ir.
Soekarno yaitu NUGRAHA CAKANTI YANA UTAMA. Pada 14 November 1961 bersamaan
dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah
menjadi Korps Brigade Mobil (Korps
Brimob). Pada tahun 1981
Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Pasukan
Brimob Rangers menjalani test mission di kawasan Cibeber, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada
tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh
gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji
dalam test mission ini. Pasukan Brimob Rangers ini kemudian
mengalami perubahan nama menjadi PELOPOR pada
tahun 1961 pada masa Kapolri
Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang
menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula,
Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15.
Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua
dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat
di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan
Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada
tahun 1964. Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan
unit elite SAS dari Inggris. Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi
dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan
ini pada waktu itu adalah Resimen
Pelopor (Menpor) dengan markas
di Kelapa Dua Cimanggis.
GEGANA adalah bagian dari
Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu
baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan
validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana
lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang berubah nama Sat I Gegana(2003).
Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi teror, SAR, dan jihandak (penjinakan
bahan peledak). Gegana baru punya tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) yang sudah lengkap dengan alat peralatan.
Padahal seharusnya, setiap unit memiliki satu kendaraan taktis. Selain di
Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit ada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur.
Jadi se-Indonesia baru ada enam unit. Komando tertinggi setiap operasi Gegana
langsung berada di bawah Kapolri yang
dilaksanakan oleh Asop Kapolri.
Pada
hakekatnya bahwa setiap warga BRIGADE MOBIL POLRI harus mampu mempertahankan /
menjunjung tinggi kehormatan serta kebanggaan yang telah diraih pada masa
perjuangan . Dan nilai-nilai inilah yang selalu menjiwai dalam pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan BRIGADE MOBIL POLRI untuk tetap mempertahankan dan
bahkan lebih meningkatkan Kinerja baik dibidang Pembinaan maupun Operasional
BRIGADE MOBIL POLRI dalam menghadapi tantangan tugas yang lebih
berat pada masa mendatang dengan meningkatkan jiwa kejuangan dan pengabdian
kepada negara dan bangsa.
Karena
itu, nilai-nilai perjuangan BRIGADE MOBIL POLRI yang
terkandung dalam“ SAKANTI YANA UTAMA” tersebut akan mempertebal keyakinan ,
bahwa dalam situasi dan kondisi bagaimanapun
Eksistensi BRIGADE MOBIL POLRI akan tetap dibutuhkan dan diharapkan dapat
diandalkan serta dibanggakan. Ibarat seperti tumbuhan yang akar tunggangnya
menunjang masuk ke dalam bumi, sehingga mampu menjadi penguat pertumbuhan dan
daya tahan bagi BRIGADE MOBIL POLRI dari terpaan angin taufan serta
guncangan apapun yang menimpa. Mungkin suatu saat tangkai dan ranting dapat terputus
karena waktu dan usia, namun batang dan akarnya akan tetap kokoh dari goncangan
badai serta tantangan zaman. Pada suatu saat bila ada kesempatan akan
mengembangkan dahan seiring dengan pertumbuhan daun-daun lebat menghijau Pada
saat itulah akan lebih banyak memberikan manfaat terhadap Masyarakat , Bangsa
dan Negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar