Kamis, 23 Januari 2014

KORPS BRIMOB POLRI

KORPS BRIMOB POLRI
BRIMOB atau Brigade Mobil adalah korps tertua didalam Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps BRIMOB juga sering disebut KORPS BARET BIRU. BRIMOB termasuk satuan elit dalam jajaran kepolisian Indonesia. BRIMOB pertama kali dibentuk dengan nama Pasukan Polisi IstimewaPada masa penjajahan Jepang Brimob dikenal dengan sebutan Tokubetsu  Keisatsutai. Pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk  Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru. Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan tertinggi pada hari jadinya yang ke 16 pada tanggal 14 November 1961 dari Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yaitu NUGRAHA CAKANTI YANA UTAMA. Pada 14 November 1961 bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah menjadi Korps Brigade Mobil (Korps Brimob). Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Pasukan Brimob Rangers menjalani test mission di kawasan Cibeber, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji dalam test mission ini. Pasukan Brimob Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi PELOPOR pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan unit elite SAS dari Inggris. Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu adalah Resimen Pelopor (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis.
GEGANA adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu baru berupa detasemen. Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang berubah nama Sat I Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi teror, SAR, dan jihandak (penjinakan bahan peledak).  Gegana baru punya tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Padahal seharusnya, setiap unit memiliki satu kendaraan taktis. Selain di Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit ada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit. Komando tertinggi setiap operasi Gegana langsung berada di bawah Kapolri yang dilaksanakan oleh Asop Kapolri.
Pada hakekatnya bahwa setiap warga BRIGADE MOBIL POLRI harus mampu mempertahankan / menjunjung tinggi kehormatan serta kebanggaan yang telah diraih pada masa perjuangan . Dan nilai-nilai inilah yang selalu menjiwai dalam pertumbuhan dan perkembangan kemampuan BRIGADE MOBIL POLRI  untuk tetap mempertahankan dan bahkan lebih meningkatkan Kinerja baik dibidang Pembinaan maupun Operasional  BRIGADE MOBIL POLRI dalam menghadapi  tantangan tugas yang lebih berat pada masa mendatang dengan meningkatkan jiwa kejuangan dan pengabdian kepada negara dan bangsa.
Karena itu, nilai-nilai perjuangan BRIGADE MOBIL POLRI yang terkandung dalam“ SAKANTI YANA UTAMA” tersebut akan mempertebal keyakinan , bahwa  dalam  situasi  dan  kondisi bagaimanapun  Eksistensi  BRIGADE MOBIL POLRI akan tetap dibutuhkan dan diharapkan dapat diandalkan serta dibanggakan. Ibarat seperti tumbuhan yang akar tunggangnya menunjang masuk ke dalam bumi, sehingga mampu menjadi penguat pertumbuhan dan daya tahan bagi BRIGADE MOBIL POLRI dari  terpaan angin taufan serta guncangan apapun yang menimpa. Mungkin suatu saat tangkai dan ranting dapat terputus karena waktu dan usia, namun batang dan akarnya akan tetap kokoh dari goncangan badai serta tantangan zaman. Pada suatu saat bila ada kesempatan akan mengembangkan dahan seiring dengan pertumbuhan daun-daun lebat menghijau Pada saat itulah akan lebih banyak memberikan manfaat terhadap Masyarakat , Bangsa dan Negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar